more"/> more">
Student Writing - Mendekatlah Kepada-Ku
Last Updated : Nov 12, 2021  |  Created by : Administrator  |  388 views

Sinar mentari dan kicau burung yang meriah menghantarku untuk memasuki hari itu. Seketika mataku terbuka, aku beranjak untuk membuka tirai kamarku dan membiarkan cahaya mentari menembus jendelaku. Sempat tersemat rasa syukur di hatiku karena masih diberikan kesempatan untuk menikmati anugerah-Nya. Namun pagi itu terasa berbeda dari hari-hari sebelumnya. Ada rasa cemas yang yang terbersit disela syukur itu.

“ Apakah aku bisa menyelesaikan tugas akhirku dengan tepat waktu?”.

“ Aduh banyak PR pelayanan yang belum selesai juga!”.

Dan beberapa pertanyaan yang terlintas dan itu membuat semangatku tidak berkobar seperti biasanya.

 

Sesegera mungkin aku duduk dan mengusap layar handphone-ku untuk menemukan rhema yang sekiranya dapat menghapuskan rasa cemasku di pagi itu.

Aku membuka renungan firman Tuhan yang sesuai dengan tanggal di hari itu. Seperti biasa sebelum aku membacanya, aku memutar sejenak lagu rohani untuk menghatarkanku masuk ke hadirat-Nya yang penuh dengan kemuliaan itu. Sembari mendengarkan pujian itu aku juga turut menyanyikannya.

 

Pujian dan penyembahan telah usai, aku mulai membaca bagian demi bagian dengan teliti sembari berharap menemukan rhema yang dapat kujadikan pedoman untuk menjalani hari itu. Mungkin ini terkesan cukup rumit karena aku harus membacanya secara berulang. Sejenak timbul perasaan dari dalam hati yang berkata bahwa firman yang kubaca pagi itu sangat sesuai dengan apa yang sedang kurasakan. Sehingga pikiranku dibuatnya bingung dan bertanya, “Apakah ini kebetulan? Atau Tuhan mau menguatkanku lewat firman-Nya di pagi hari ini?”

 

Perasaan cemas di pagi itu sontak mulai berkurang setelah aku membaca dan merenungkan bagian demi bagian dari firman itu. Melalui kebenaran firman itu aku dikuatkan melalui kalimat, “janganlah kamu kuatir dengan apapun juga” sehingga kepercayaan diriku mulai terbangun kembali. Semangatku mulai menyala kembali seiring dengan rasa cemas yang mulai bergeser. Sekali lagi aku sungguh bersyukur di pagi itu dan mulai percaya bahwa apa yang telah terjadi bukanlah suatu kebetulan.

 

Aku mulai bersiap untuk memulai hari itu. Seperti biasa aku mengeluarkan motor yang biasa kukendarai, kemudian mandi dan bersiap untuk pergi ke kampus. Sepanjang perjalanan hatiku mulai terasa tenang. Pikiranku menyimpulkan bahwa segala yang terjadi padaku pagi ini adalah seturut dengan kehendak Tuhan. Ia ingin sepenuhnya diriku percaya kepada-Nya sehingga tidak perlu mencemaskan apa yang akan terjadi di depan. Ia juga ingin mengingatkan jika engkau sedang merasa cemas mendekatlah kepada-Ku dan percayalah semua akan terasa baik-baik saja.  

 

(Ditulis oleh Syahsapdya Agapeatama S, mahasiswa tingkat akhirJurusan Psikologi Unmer, Malang, ditulis sebagai latihan Temu Penulis oleh Komunitas Pena Murid, pada kelas Menulis Gaya Bercerita)


Subscribe To Our Newsletter
Subscribe to catch our monthly newsletter, latest updates, and upcoming events
RELATED UPDATES